Friday 10 March 2017

Sejarah Ternate


Sejarah Kerajaan Ternate

Pada awal suku Ternate dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yg disebut Kolano. Mulai pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan & penerapan syariat Islam diberlakukan. Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar Kolano & menggantinya dengan gelar Sultan.
Para ulama menjadi figur penting dlm kerajaan. Setelah Sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan Jogugu [perdana menteri] & Fala Raha sebagai para penasihat. Fala Raha atau Empat Rumah ialah empat klan bangsawan yg menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole pada masa lalu, masing -masing dikepalai seorang Kimalaha. Mereka antara lain ; Marasaoli, Tomagola, Tomaito & Tamadi. Pejabat -pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan -klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada jabatan -jabatan lain Bobato Nyagimoi se Tufkange [Dewan 18], Sabua Raha, Kapita Lau, Salahakan, Sangaji dll. Untuk lebih jelasnya lihat Struktur organisasi kesultanan Ternate. Pulau Gapi [kini Ternate] mulai ramai di awal abad ke-13, penduduk Ternate awal merupaken warga eksodus dari Halmahera. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yg masing-masing dikepalai oleh seorang momole [kepala marga], merekalah yg pertama -tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yg datang dari segala penjuru mencari rempah -rempah.
Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa, Melayu & Tionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yg semakin ramai ditambah ancaman yg sering datang dari para perompak maka atas prakarsa momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yg lebih kuat & mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja. Tahun 1257 momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih & diangkat sebagai Kolano [raja] pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo [1257-1272].
Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yg dlm perkembangan selanjutnya semakin besar & ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai “Gam Lamo” atau kampung besar [belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama]. Semakin besar & populernya Kota Ternate, sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yg hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yg berpengaruh & terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku. Kerajaan Gapi atau yg kemudian lebih dikenal sebagai Kesultanan Ternate [mengikuti nama ibukotanya] ialah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Maluku & merupaken salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara.
Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 sampai abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke -16 berkat perdagangan rempah-rempah & kekuatan militernya. Di masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi utara, timur & tengah, bagian selatan kepulauan Filipina sampai sejauh Kepulauan Marshall di pasifik.       


 Semula di Maluku terdapat 4 buah kerajaan. yaitu Ternate. Tidore. Bacan dan Jailolo. Antara ke 4 kerajaan itu selalu terjadi perselisian untuk memperebutkan daerah penghasil rempah-rempah (= cengkeh, pala dan fuli). Akhirnya kerajaan Ternatelah yang memegang kedudukan penting. Bandar Ternate menjadi pusat perdagangan rempah- rempah di Maluku Utara.

Agama Islam tersiar masuk abad 15. Sejak dulu pedagang-pedagang dari Indonesia Barat khususnya dan Jawa banyak yang datang berdagang di Maluku. Mereka membawa barang-barang kebutuhan rakyat, seperti: beras.gula merah, garam, dan textil. Sebaliknya pedagang-pedagang itu membeli rempah-rempah untuk diperdagangkan ke bandar- bandar di sekitar Selat Malaka. Sambil berdagang mereka juga menyebar atau mengsiarkan agama Islam di Maluku. Setelah disana banyak penganut agama Islam, banyak pemuda yang dikirimkan ke Jawa Timur untuk memperdalam menyempurnakan ilmu agamanya.

Adapun raja Ternate yang pertama-tama menganut agama Islam ialah Sultan Marhum (1465 - 1486). Sejak itu Ternate menjadi pusat Islam di Maluku. Pada akhir abad-16 agama Islam tersiar hingga Mindanao (Philipina Selatan), karena Mindanao menjadi daerah kekuasaan Ternate.

Sejarah Kerajaan Ternate atau Sejarah Kesultanan Ternate|Mengulas Sejarah Indonesia zaman Kerajaan dimana kesultanan atau kerajaan ternate, dibahas dalam  6 point yakni Agama islam tersiar masuk abad 15, Persaingan Ternate-Tidore, Hubungan Ternate dengan orang Portugis, Persaingan Portugis-Spanyol di maluku, Rakyat Ternate Mengusir orang portugis,  Masa Kebesaran Kerajaan atau Kesultanan Ternate dan Keruntuhan Kerajaan Ternate, Kerajaan Ternate merupakan kerajaan yang terletak di maluku, kerajaan ternate merupakan penghasil rempah-rempah seperti cengkeh, paladan fuli, Kerajaan ternate merupakan kerajan islam dan raja pertama yang menganut agama islam dalam sultan marhum, Kerajaan ternate terkenal juga dalam sejarahnya mengusir Portugis dari maluku membuat kerajaan-kerajaan di maluku menjadi besar dan diganggu oleh portugis. 

Saturday 28 January 2017

Tarian-Tarian Di Maluku Utara

1.     Tari Cakalele

Tarian Cakalele adalah tarian perang yang saat ini lebih sering dipertunjukan untuk menyambut tamu agung maupun untuk acara yang bersifat adat.
Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso/sapu tangan. Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku.
Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang parang di sisi kanan dan tameng/salawaku di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan lenso/sapu tangan di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk/ tifa, suling, dan kerang besar yang ditiup.
Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya. Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang. Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat.

.
2.     Tarian Salai Jin

            Sejenis tarian pasangan muda – mudi dengan mantra – mantra khusus. Seorang wanita sebagai leader/pemimpin dalam tarian tersebut dengan iringan sesajen  bakar menyan, dupa atau sejenisnya dlengkapi dengan bunyi – bunyian tifa, gong serta ucapan mantra yang meyakinkan, pada puncaknya klimaks leader atau pemimpin wanita muda itu kesrupan. Dengan mantra tersebut sadar kembali dan tarian dapat diakhiri.


3.     Tarian Soya – Soya

            Tarian ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah Sultan Babullah (1570 – 1583), yaitu tatkala sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela Santo Paolo Pedro untuk mengambil jenazah ayahnya, Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis didalam benteng tersebut. Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.


4.     Tarian Dadansa

            Dadansa adalah semacam sendra tari dalam dua belas adegan yang ditarikan oleh 11 orang penari pria. Dadansa berawal dari cerita sejarah Moloku Kie Raha pada awal abad 17, Hongi Totchen. Dengan kata lain Dadansa adalah sebuah tarian istana yang bentuknya mirip dengan sebuah sendra tari yang mempunyai latar belakang historis dan karenanya Dadansa hanya dipertunjukkan setahun sekali di dalam istana memperingati hari ulang tahun Kesultanan Ternate.



5.     Tarian Gala

            Tarian ini dilakukan sesudah prosesi acara Joko Kaha (istilah dalam bahasa daerah yang berarti injak tanah) pada saat penyambutan tamu kehormatan yang disertai pengalungan bunga. Tarian gala merupakan manifestasi dari rasa sukacita masyarakat di daerah ini atas kehadiran tamu yang berkunjung. Dan pada suasana lain tamu juga diajak ikut menari bersama.



6.     Tarian Caka Iba

            Tarian caka iba dalah suatu bentuk upacara tradisional ritual yang dilaksanakan pada tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini sangat menarik untuk dilestarikan karena bermakna religious. Biasanya upacara inki dilakukan di dalam masjid dengan cara berzdikir di mulai dari waktu magrib samapai dengan waktu subuh dan dilanjutkan dengan tarian – tarian dengan menggunakan kostum yang bersimbol makhluk – makhluk di muka bumi.


7.     Dana – Dana

            Salah satu tarian Maluku Utara  yang biasanya ditarikan pada saat hajatan berupa acara perkawinan  atau pesta rakyat. Keunikannya tari ini di dominasi oleh gerakan – gerakan yang dinamis mengikuti irama music dana – dana dengan nyanyian berisi pantun bertemakan percintaan



8.     Tarian Tujuh Putri

Tarian ini diambil dari legenda tujuh bidadari yang merupakan awal terbentuknya masyarakat ternate yaitu seorang penyiar islam, Jafar Sadik dari Persia yang terdampar di pulau Gapi ( Ternate ) dan mempersunting satu diantara tujuh bidadari yang turun mandi di talaga. Legenda ini merupakan awal dari kerajaan ternate yaitu “Tara No Ate” yang berarti pikatlah semua rakyat dan bersama – sama membangun negeri.